Majelis Ta'lim rutin mingguan setiap malam kamis ba'da Isya bertempat di Masjid Jami' Fatahillah Jatiluhur Jatiasih - Bekasi
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Bagian-Bagian Air (Bagian 2)

A.AIR YANG TIDAK MENSUCIKAN

Air yang suci tidak mensucikan yaitu :
1. Air musta'mal
2. Air yang berubah dengan sifat perubahan yang kentara (jelas) tersebab tercampur sesuatu benda suci seperti : air mawar, air sabun, air kelapa, dan lain sebagainya, sehingga perubahan yang demikian menjadikan air tersebut tidak lagi dikatakan atau dinamakan air mutlaq (air suci mensucikan).

Artinya air itu telah berganti nama lain seperti disebut sebagai "air mawar, air sabun, air kelapa" karena pengaruh perubahan yang kentara pada air tersebut akibat bercampur dengan benda suci ( air mawar, air sabun, air kelapa ).

Dan seperti ketika air mutlaq bercampur dengan air susu, lalu menyebabkan terjadinya perubahan yang kentara pada air tersebut, maka air mutlaq itu telah berganti sebutan namanya yakni tidak lagi dinamakan sebagai air mutlaq/air suci mensucikan tetapi telah berganti menjadi "air suci" atau "air susu" karena disebabkan oleh perubahan yang kentara akibat tercampur dengan benda suci yaitu "susu" dst...dst.

Jadi, kapan waktu saja air suci mensucikan berubah dengan sifat perubahan yang karena bercampur dengan benda-benda suci seperti minyak tanah, minyak kelapa, rinso dan lain sebagainya maka air itu tidak sah dipergunakan untuk mengangkat hadast seperti : berwudlu dan atau menghilangkan najis, sebab kedudukan hukum airnya telah berubah dari "air suci mensucikan" menjadi "air suci tidak mensucikan" atau "air muta'mal" dan begitulah seterusnya.

Tambahan :
Ada 7 (tujuh) macam air yang dapat dipergunakan untuk bersuci / berthoharoh (mengangkat hadast dan menghilangkan najis) yaitu :
1. Air langit
2. Air laut
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air es
6. Air embun, dan
7. Mata air

 B. AIR BERUBAH YANG (KITA) BOLEH/SAH BERSUCI DENGANNYA

Air berubah yang (kita) boleh/sah bersuci dengannya yaitu:
  a.)"Lama/tetap" artinya perubahan yang terjadi pada air tersebut tidak disebabkan karena hal lain tetapi    karena "lama/tetapnya" air dimaksud berada pada tempat itu.
  b.)"Tanahnya" artinya tanah itulah yang menyebabkan air itu berubah, bukan karena lainnya.
  c.)"Lumut" artinya air tersebut berubah kehijau-hijauan sebagaimana warna lumut yang ada ditempat air.
  d.)"Sesuatu/benda" yang berada di tempat air itu atau tempat air itu berlalu/mengalir/lewat yang tidak ada jalan lain kecuali hanya itu saja, dan
  e.)"Sesuatu Mujawir" artinya benda yang dapat terpisah (tidak menyatu, pent) dari air.
contoh : Solar, Minyak tanah, Minyak rambut, dan lain-lain.
Keterangan :
- Mujawir : yaitu sesuaatu yang dapat terpisah dari air, seperti : minyak tanah dan lain-lain.
- Mukholith : yaitu sesuatu yang tidak dapat terpisah dari air, seperti : gula, susu, kopi dan lain-lain.

Bagian-Bagian Air (Bagian 1)

A. AIR SUCI MENSUCIKAN
Air suci mensucikan sama dengan air mutlaq yaitu air yang:
1. Bukan musta'mal, yakni air yang bukan bekas jejatuhan dari basuhan pertama kita berwudlu.
2. Bukan pula air yang terkena najis seperti : air kencing, darah, kotoran binatang, dan lain-lain.
3. Bukan pula air yang berubah warna, rasa dan baunya tersebab tercampur dengan sesuatu/benda yang suci seperti : air sabun, minyak tanah, minyak kelapa, rinso, dan lain sebagainya.

B. AIR MUSTA'MAL
Air musta'mal yaitu air yang sedikit.
Artinya :
1. Air yang telah dipergunakan untuk mengangkat hadast seperti berwudlu, baik muka ataupun tangan (restan/bekas jejatuhan dari basuhan pertama).
2. Air yang telah dipergunakan di dalam menghilangkan najis seperti:
   Air kencing setelah kita berdehem tiga kali ( 3x ) lalu kita basuh kemaluan kita, maka jejatuhan airnya itu dinamakan musta'mal.

"ingat!" bukan air kencingnya tetapi lubang kemaluan kita setelah bersih/kering dari air kencing.

Apabila air musta'mal dimaksud dikumpulkan kembali hingga mencapai 2 ( dua ) qullah atau +/- 216 liter, maka air tersebut dihukumkan sebagai air yang suci mensucikan kembali artinya sah digunakan lagi untuk berwudlu dan lain sebagainya.

(lihat gambar)




















C. AIR BERNAJIS
Air yang bernajis yaitu:
1. Air yang jumlahnya kurang dari 2 (dua) qullah yang terkena/kejatuhan najis padanya sekalipun tidak berubah.
Artinya air tersebut tidak sah dipergunakan untuk berwudlu dan menghilangkan najis (cebok).
Sedangkan air banyak yakni air yang jumlah ukurannya +/- 216 liter apalagi lebih, tidak menjadi bernajis karena kejatuhan najis didalamnya kecuali apabila terjadi perubahan pada air tersebut, Perubahan dimaksud seperti :
a. Berubah baunya
b. Berubah rasanya dan
c. Berubah warnanya
    Tersebab najis yang jatuh kedalam air tersebut.

Apabila perubahan air dimaksud hilang dengan sendirinya, yakni setelah beberapa lama kemudian atau hilangnya perubahan itu disebabkan karena diberikan tambahan-tambahan air baru yang suci mensucikan, maka air tersebut maka air tersebut dihukumkan sebagai air yang suci mensucikan kembali.
Tetapi sebaliknya apabila ada perubahan yang terjadi pada air tersebut seperti: baunya, rasanya, dan atau warnanya hilang disebabkan adanya tambahan sesuatu seperti : ramuan-ramuan/dedaunan atau apa saja yang dapat menghilangkan bau, rasa, dan warna air tersebut, maka air dimaksud tidak sah dipergunkan untuk berhadast seperti : berwudlu atau menghilangkan najis seperti : cebok, Artinya air itu hukumnya suci tetapi tidak mensucikan.

Keterangan :

Suci artinya boleh dipergunakan untuk minum, mencuci piring dan lain-lain.
Mensucikan artinya boleh dipergunakan untuk berwudlu, mandi hadast besar, menghilangkan najis dan lain sebagainya.

Selanjutnya...

Jadwal Maulid 2014

HADIRILAH PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW & MILAD MAJELIS JAM'IYATUL MUHIBBIN KE-2

Bersama: Habib Hasan bin Ja'far Assegaf & KH. Manarul Hidayah MA

Rabu, 5 Februari 2014
Waktu 19.30 (Ba'da Isya)
di Masjid Fatahillah Kp.Pedurenan Jatiluhur Jatiasih Bekasi

Teks Tawasul Sayyidil Walid



التَّوَ سُّلُ
االحبيب ابدالرحمن بن أحمد السقاف   

   إِلَهِى بِجَاهِ اْلأَنْبِيَاوَاْلمَلاَئِكَة   
Ya Allah dengan kebesaran para Nabi dan Malaikat

وَبِاْلأَوْلِيَاءِجُدْلَنَابِاْلإِجَابَةِ 
Dan dengan karomah para Wali terimalah permohonan kami
إِلَهَىِ تَوَسَّلْنَابِقُرْآنِكَ اْلكَرِيْم   
Ya Allah dengan perantara Kitab-Mu Al-Qur'an yang mulia

  تُنَوِّرْبَصِيْرَتِى وَسَمْعِى وَمُقْلَتِى
Aku mohon terangilah hatiku, pendengaranku dan mataku
  وَتُلْهِمُنِى رُشْدِى وَتَرْزُقُنِى عِلْمَ اْﻟ 
Dan Ilhamilah aku kebenaran dan berilah aku ilmu yakin

  يَقِيْنِ تُوَفِّقْنِى لِحُسْنىِ اْلعِبَادَةِ
Serta taufiq agar aku dapat beribadah dengan sebaik-baiknya
بِأَسْمَآئِكَ اْلحُسْنىَ تَجُوْدُ بِتَوْبَةِ    
Dengan Asmaul Husna-Mu Ya Allah berilah aku taubat

  نَصُوْحٍ تَغْفِرُلِى ذُنُوْبِى وَزَلَّتِى
Yang sebenar-benarnya, yang dapat mengampuni semua dosa dan kesalahanku
وَتَنْظُرُنِى فِى كُلِّ حَالٍ وَلمَحَةٍ    
Dan pandanglah aku dengan pandangan Rahmat-Mu setiap waktu dan kejapan mata

 تُنَجِّى بِهَا مِنْ هَوْلِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Dengan Asma-Mu Ya Allah selamatkanlah aku dari huru-hara hari kiamat
وَبِالْمُصْطَفَى الرَّسُوْلِ تَشْرَحُ لِى صَدْرِى   
Dan dengan kebesaran Nabi yang terpilih Nabi Muhammad Rosululloh lapangkanlah dadaku

 تُيَسِّرُلِى أَمْرِى وَتَكْشِفُ كُرْبَتِى
Mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kesukaran dan kesulitanku
وَبِاْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمَلاَئِكَةِ اْلكِرَامْ   
Dan dengan kebesaran para Nabi dan Malaikat yang Mulia


 تُحَقِّقُ بِالتَّقْوَى وَإِدْرَاكِ غَايَتِى
Kuatkanlah aku untuk bertaqwa dan untuk mencapai tujuanku
بِهِمْ وَبِاْلأَوْلِيَاءِ تُلْحِقُنِى بِهِمْ    
Dengan kebesaran mereka dan karomah para Wali pertemukanlah aku dengan mereka,

 وَذُرِّيَّتِى وَشِيْعَتِى وَعَشِيْرَتِى
Dan juga keturunanku, para pengikutku dan keluargaku
وَتَصْرِفُ عَنِّى كُلِّ شَرٍّ بِحَقِّهِمْ     
Dengan kemuliaan mereka, hindarkanlah aku dari segala kejahatan

 وَشَرًّالِذِى شَرٍّ مِنِ انْسٍ وَجِنَّةِ
Dan kejahatan-kejahan, baik yang disengaja dari manusia maupun jin
بِفَضْلِكَ بَشِّرْنِى بِحُسْنِ اْلخَوَاتِمِ     
Dengan karuniaMu Ya Allah, gembirakanlah aku dengan mati Khusnul Khotimah

 وَبِالرَّحْمَةِ ادْخِلْنِى بِدَارِاْلإِقَامَةِ
Dan dengan rahmat-Mu, masukanlah aku kedalam surgaMu yang abadi
عَلَيْهِمْ مِنَ اْلمَوْلَى صَلاَةٌ وَتَسْلِيْمٌ     
Semoga Allah memberikan Rahmat, salam sejahtera kepada mereka

 وَرِضْوَانُ اِسْتَجِبْ إِلَهِى مُنَاجَاتِى
Dan juga keridhoan-Nya terimalah do'aku ini Ya Allah


Laylatul Jum'ah Mubarokah

Assalamu'alaikum Wr. Wb. (Kutipan Majelis Mahabbatussholihin)

Salam terIstimewa Untuk Antum Semua


Hadrotur Rosul Saw menghikayatkan : tlh dtg kpdku Sayyidina Jibril 'Alihis Salam maka dia berkata kpd ku: Y Muhammad tdklah seseorg bersholawat kpd mu melainkan pastilah bersholawat 70ribu malaikat utk org trsbt dn siapa org yg malaikat bersholawat utknya pasti dia adalah termsk golongan penghuni surganya Alloh Swt.

Dn Hadrotur Rosul Saw Bersabda: bertaubatlah kalian semua kpd Alloh Swt dn perbanyaklah kalian memohon ampun kpdnya ( membaca istgfar ) krn sesungguhnya aku selalu memohon ampun kpd Alloh Swt dlm sehari tdk krg dr 100x.

Jamaah semua lihatlah Hadrotur Rosul Saw beliau adalah seorg Hamba Alloh yg dijaga dr sgala kesalahan dn dosa jg seorg Hamba Alloh yg TerIstimewa dn diIstimewakan oleh Alloh Yg Maha Istimewaa, beliau yg tdk punya dosa msh mau memohon ampun dlm sehr tdk krg dr 100x maka sepatutnya kita semua sbagai hamba Alloh Swt yg bergelimangan dgn dosa, wajiblah dlm tiap2 hr selalu memperbyk istigfar lbh dr bilangan yg dikerjakan oleh Beliau Saw.

dn alfagir ykn bahwa antum semua sgt ingin msk dlm golongan penghuni sorga maka marilah di mlm jum'at yg penuh dgn keberkahan ini kita memperbyk sholawaat kpd Hadrotur Rosul Saw. Alfagir pernah mendptkan pesan dr slh 1 guru alfagir Al Imam Al Ustadz Al Habib Hasan Bin Abdulloh Bin Umar As Syatiri utk membaca sholawaat dimlm dn dihr jum'at lebih dr hari2 biasa sekurang2nya Beliau katakan 500x.

stlah magrib, bc yasin tahlil, stlah isya bc sabilul muhibbin dn rotibul haddad, sakron, tawasul Sayyidil Jid, kmudian ljt istigfar dn sholawaat. Slmt mengerjakan dn saling merindu dgn Hadrotur Rosul Saw.

عاشق يعاشق عاشق،عاشق الصلاة على النبي

Wallohu A'lam Bis Showab, Robbi Zidna I'lman War Zuqna Fahman, aamiin.

Minal Mahdi ILal Lahdi.
keep The Spirit For Long Life Education.

خادم مجلس التعليم و المذاكرة محبة الصالحين : الفقير سقاف بن عمر السقاف باعلوي الحسيني ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ

QASIDAH MAHABBATUSSHOLIHIN


QASIDAH MAHABBATUSSHOLIHIN

  1. MS1 - Yaa Muhaimin Ya Salam  Klik disini
  2. MS1 - Hasbi Robbi Jalallah  Klik disini
  3. MS1 - Sholli Yaa Robbi  Klik disini
  4. MS1 - Assalamu'alaika Klik disini
  5. MS1 - Yaa Arhamarohimin  Klik disini
  6. MS1 - Mahabbatussholihin Klik disini
  7. MS1 - Asroqol  Klik disini
  8. MS1 - Yaa Ahlal Baitin Nabi  Klik disini
  9. MS1 - Yaa Allah Yaa Rohman  Klik disini
  10. MS1 - Alayallah Binazroh New!!!   Klik disini
  11. MS1 - Hayya Bina Bitt'alum New!!!  Klik disini
  12. MS1 - Hifdzulisan New!!!  Klik disini
  13. MS1 - Ummi New!!!  Klik disini 
  14. MS1 - Ya rasulullah New!!!  Klik disini 
  15. MS1 - Ya Robbihim New!!!  Klik disini 





MAJLIS TA'LIM WAL MUDZAKAROH MAHABBATUSSHOLIHIN
Pimpinan Ustadz Alhabib Segaf Bin Umar Bin Abdurahaman Assegaf

JL.IGUSTI NGURAI BCA KAPUK 1 RW 006 KEL.KLENDER KEC.DUREN SAWIT JAKARTA-TIMUR 13470
KANTOR SEKRETARIAT : PONPES AKIFAHI AL ATSAQAFY JL.SAWO KECIK GG.ROOS TIMUR RT005/05 NO.27 BUKIT-DURI

Makna Lambang & Tulisan

Lambang dan tulisan itu adalah tawassul, Darkah artinya Bantulah. Yaa Ahlal Madinah, yg di maksud adalah Rosul Allah SAW dan semua syuhada' Badr yg di makamkn di Madinah. Mengenai huruf Haa, adalah tawassul pada al-Hafidz al-Habib 'Ali bin Muhammad al-Habsyi Shohibul Maulid dan huruf itu ada yg tawassul pada Imam 'Abdullah bin 'Alwi al-Haddad, ada pula yg bermakna tawassul kepada Imam Abu Bakar bin Salim, perlu di ketahui bahwa tawassul dg tulisan di perbolehkn dalam syariah. Mengenai azimat (Ruqyat) dg huruf arab merupakan hal yg di perbolehkn, selama itu tidak menduakan Allah SWT. Sebagaimana di jelaskn bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa di sebutkn pada kitab Faidhulqodir juz 3 hal 192 dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 316/317 dan masih banyak lg penjelasan para Muhadditsin mengenai di perbolehkan nya hal tsb. Allah A'lam."

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&catid=9&id=12922

dan untuk tulisan "Yaa Tarim Wa Ahlaha" maksudny bertawassul kepada ahlat tarim.. Tarim di kenal dg Kota Seribu Wali.. Allah A'lam
...
Bagi yg ingin Ziarah ke Tarim baca,
- Yaa Tarim Wa Ahlaha 40x, tiap hari.
- Fatihah kpd Faqihil Muqqoddam, tiap slese Sholat.
- Baca wirid, Laa Ilaha Illallah al-Malikul Haqqul Mubiin, 100x (biasany di baca slese S.Zhuhur)

Hukum Pacaran Dalam Pandangan Islam

 
PACARAN - Tidaklah lepas dari bersentuhan, entah dengan cara berjabat tangan, berboncengan di atas kendaraan, atau berpegangan, berpelukan, berciuman dan lainnya. Memegang dan menyentuh wanita yang bukan mahram kita adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama kita.

Rasulullah -Shollallahu alaihi wasallam- bersabda :

Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan)... baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya. [HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya. [HR. At-Tirmidziy (2165), dan Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa (6/215)]

Allah -Azza wa Jalla- Yang Maha Penyayang kepada hamba-Nya telah menutup segala celah yang bisa membinasakan hamba-Nya, di antaranya adalah zina, dan segala pengantar menuju zina.

Allah Azza wa Jalla- berfirman:

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra : 32)

Kenapa produk barat yang bermerek -pacaran- ini masih menjadi -virus- yang menjangkiti hampir semua kalangan, mulai dari Sekolah Dasar, SMP, SMA, sampai di bangku kuliahan. Mereka merasa malu, bila masih sendiri alias belum punya pacar. Semua ini disebabkan karena hawa nafsu yang sudah berkuasa pada diri seseorang, kurangnya perhatian orang tua, dan jauhnya mereka dari agama

Suatu perkara yang membuat kita sedih, orang tua tidak peduli lagi dengan anak gadisnya ketika keluar rumah bersama laki-laki yang bukan mahramnya. Keluar dengan berpakaian serba ketat, kemudian dibonceng,. Tidak tahu kemana anak gadisnya dibawa pergi. Lalu terjadilah apa yang terjadi. Si gadis terkadang pulang larut malam, namun orang tua hanya membiarkan kemungkaran terjadi di dalam rumah tangga, dan keluarganya. Inilah Dayyuts yang diharamkan baginya jannah (surga).

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :

Ada tiga golongan yang sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang yang durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan perbuatan keji dalam keluarganya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami (3047)]

Ulama dan Para Wali

Ulama (jama` dari orang alim), Ulama bisa dibilang Ulama bila dia telah memahami 3 hal :
1. Ilmu Syariat
2. Ilmu Thariqat
3. Ilmu Haqeqat

  Sesungguhnya ulama telah disebutkan di dalam Al-Qur`an dan Hadits Nabi SAW bahwa Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.
Nabi SAW bersabda : “Ulama warisannya para nabi” dan Nabi SAW bersabda yang diriwayatkan dari Ibnu Mas`ud : “Wahai Ibnu Mas`ud, duduknya kamu satu jam di majlisnya orang alim, tidak memegang pena atau pulpen dan tidak menulis satu huruf pun maka lebih baik kamu daripada kamu memerdekakan seribu orang budak, dan melihatnya kamu ke wajah orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu menyedekahkan seribu kuda di jalan Allah SWT dan mencium tangannya orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu beribadah seribu tahun”.
Berkata Nabi SAW : “Satu orang ahli ilmu seperti ulama yang waro (apik) lebih ditakutkan syaiton dari pada seribu orang ahli ibadah yang bersungguh-sungguh tetapi dia bodoh”.
Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang mencari ilmu kepada seorang ulama maka Allah akan mengampuni dosanya sebelum dia melangkah”.
Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang memandang kepada seorang alim dengan memandang pandangan gembira, maka Allah SWT menjadikan pandangannya dengan Allah menciptakan para Malaikat yang khusus untuk memintakan ampun kepada Allah untuk orang yang memandang ulama”.
Berkata Nabi SAW : “Barang siapa yang memuliakan orang alim, maka dia telah memuliakan aku, dan barang siapa yang telah memuliakan aku, maka dia telah memuliakan Allah, barang siapa yang telah memuliakan Allah maka tempatnya adalah di syurga”.
Berkata Nabi SAW : “Tidurnya orang alim lebih baik dari pada ibadahnya orang jahil atau bodoh”.
Jelas hadits di atas bahwa ulama adalah kekasih Allah SWT dan kekasih Nabi SAW, Ulama-ulama Nabi Muhammad SAW adalah ulama yang mengajak umat mengajarkan kepada kebesaran Allah SWT dan mengikuti sunah-sunah Rasulullah SAW serta menerangkan kepada mereka tentang :
  1. Ilmu Wajib
  2. Ilmu Sunah
  3. Ilmu Makruh
  4. Ilmu Mubah
  5. Ilmu Subhat
Di dalam ilmu syari`at, thareqat dan haqeqat.
Hakekatnya tugas ulama kepada orang awam adalah mengajarkan bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, agar ketauhidan dan keyakinan mereka tidak berubah dari kemegahan dunia serta isinya.

Apakah Para Wali Itu ?
Aulia atau Wali adalah ulama yang mengamalkan ilmu Allah SWT, ada yang diberi dan ada yang harus dengan belajar.
Aulia atau Wali adalah karunia dari Allah yang tidak bisa dicita-citakan untuk orang tersebut menjadi wali. Para Aulia atau Wali mereka kebanyakan beristiqomah/konsisten/kontinyu di dalam mengamalkan amal ibadah kepada Allah SWT, tetapi Aulia ini dibagi 2 :

1. Aulia atau Wali yang di mulai dengan menuntut ilmu
Aulia atau Wali ini akan lebih dipelihara oleh Allah SWT dengan ilmu yang dimilikinya karena dia memahami karunia yang telah diberikanNya, maka dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya, menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Allah SWT berfirman : ”Sesungguhnya para wali-wali Allah tidak merasakan takut dan tidak merasakan sedih”.
Ayat di atas jelas bahwa Allah SWT ridho kepadanya dan dia ridho kepada Allah SWT, baik apa yang Allah berikan kesenangan maupun kesusahan, tidak ada di hati para Wali Allah itu mengeluh karena mereka selalu bersyukur dan hari-harinya bertambah kebaikan sehingga Allah memberikan kelas yang tinggi disisi-Nya dengan beberapa macam kelas, para Wali Allah itu seperti ilmu padi, hati mereka makin terisi dengan cahaya, maka makin tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah SWT.
Sesungguhnya telah jelas para Wali-wali Allah di dalam sabda Nabi SAW bahwa Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya bila seseorang hamba Allah dicintai oleh-Nya maka Allah akan menjadikan matanya adalah mata-Ku, kupingnya adalah kuping-Ku, mulutnya adalah mulut-Ku dan gerakannya adalah gerakan-Ku dan barang siapa yang mengganggunya maka dia siap berperang dengan-Ku”.
Maka demikian itu Allah memberikan kelebihan kepada mereka berupa kelebihan yang diluar akal manusia yang dinamai dengan “Karomah”.

Karomah
Karomah atau sering disebut dengan Keramat (Kemuliaan), kemuliaan disebabkan karena pengamalan ilmu mereka sehingga menimbulkan efek-efek kebaikan, mereka tidak rela melihat orang-orang fukoro atau masakin kesusahan, mereka selalu menjaga anak-anak yatim dan banyak sekali amal kebaikan yang menimbulkan karomah atau kemuliaan.
Sebagian dari ulama menafsirkan bahwa karomah atau kemuliaan Allah berikan kepada para Wali-wali Allah seperti hal-hal yang tidak diberikan kepada hamba-hamba Allah yang biasa seperti contohnya : ada mereka yang bisa menyembuhkan orang yang buta, ada mereka yang bisa berjalan di air atau di udara atau hal-hal yang diluar kebiasaan manusia, akan tetapi hakekatnya bahwa para wali Allah itu mulia karena mereka memuliakan undang-undang Allah SWT. Diantara mereka banyak sekali dan tidak terhitung jumlahnya dan tidak ada satu orang walipun yang mengakui dirinya wali.

2. Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar
Ada pula Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar tetapi banyak dari pada mereka yang tidak bisa menjaganya seperti contohnya Barsesoh yang diberikan kemuliaan semua muridnya bisa terbang, akan tetapi karena tidak memiliki ilmu dia menghalalkan segala cara sehingga dia mati dalam keadaan yang buruk.
Maka kesimpulannya adalah bahwa ilmu itu diatas segala-galanya.
 
Wallahu`alam

Mukjizat Rasulullah SAW

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَانَتْ صَلَاةُ الْعَصْر،ِ فَالْتَمَسَ النَّاسُ الْوَضُوءَ، فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضُوءٍ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي ذَلِكَ الْإِنَاءِ يَدَهُ، وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يَتَوَضَّئُوا مِنْهُ، قَالَ، فَرَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ، مِنْ تَحْتِ أَصَابِعِهِ، حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ (صحيح البخاري)
“Dari Anas bin Malik Ra, kulihat Rasulullah SAW, dan sudah saatnya shalat ashar, maka orang orang mencari air, untuk wudhu namun tak menemukannya, maka dibawakan kepada Rasul saw bejana wadah tempat air berwudhu, maka Rasul saw menaruh tangan beliau SAW dan memerintahkan orang orang berwudhu dari wadah air itu, maka kulihat air mengalir deras bagai mata air dari bawah jari jari beliau saw, hingga orang orang berwudhu hinggga kesemuanya selesai” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha memuliakan kita untuk hadir dalam perkumpulan yang luhur ini, Yang Maha Bercahaya di atas segala yang bercahaya, Maha Menciptakan cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya kesejahteraan, cahaya kebahagiaan di dunia dan akhirat, hingga terang benderang jalan yang ditempuh oleh para hamba-hambaNya, jalan kebenaran dan keluhuran yang diterangi dengan matahari keridhaan Ilahi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliaulah matahari kemuliaan Allah, matahari cinta dan kasih sayang Allah, matahari keindahan Allah, matahari pengampunan Allah, yang mana jika seseorang mengenal dan mengikuti tuntunan beliau, sampailah ia pada pengampunan dan keridhaan Allah, keindahan dan kasih sayang Allah sehingga didapatilah kebahagiaan di dunia dan akhirat serta jauh dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala karena ia akan meninggalkan hal-hal atau perbuatan yang hina di sisi Allah subhanahu wata’ala. Di malam hari ini kita semua masih berada dalam naungan bulan agung Rabiul Awwal, yang mana Allah subhanahu wata’ala menyimpan di dalamnya rahasia keluhuran sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana yang tadi telah kita dengar dari guru-guru kita bahwa merupakan suatu aib bagi seseorang muslim yang melewati bulan Rabi’ul Awwal dan tidak memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ucapan ini merupakan tahziir (peringatan) dan juga sebagai doa dan harapan serta penyemangat bagi kita agar senantiasa merindukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, berharap untuk bisa berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, maka kita selalu berusaha untuk memperbanyak mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Namun jika tidak berjumpa dengan beliau janganlah merasa kecewa, dan jika berjumpa dengan beliau tidak pula merasa sombong dan takabbur , akan tetapi bersyukurlah akan hal itu karena perjumpaan itu akan terjadi berulang-ulang dikarenakan rasa syukur itu.
Sampailah kita pada hadits luhur akan mu’jizat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah disampaikan oleh sayyidina Anas bin Malik RA, dimana suatu hari ketika telah masuk waktu shalat Asar dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat berada dalam perjalanan, dalam 2 riwayat yang lain yang terdapat di Shahihul Bukhari disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah Hudaibiyah, maka ketika itu para sahabat mencari air untuk berwudhu namun tidak mereka dapatkan, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta bejana air dan menaruhkan tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ke dalam bejana air itu sehingga mengalirlah air dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan derasnya, kemudian para sahabat berwudhu’ dengan air itu. Disebutkan dalam riwayat yang lain dalam Shahihul Bukhari bahwa ketika dalam perjalanan itu (Dalam perjanjian Hudaibiyyah) mereka berjumlah 1500 orang dan mereka semua menggunakan air itu untuk minum dan berwudhu, dan dikatakan oleh periwayat hadits bahwa meskipun jumlah orang di saat itu adalah 100.000 pastilah air tesebut tetap mencukupi mereka karena air itu terus mengalir dari jari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam hadits ini tersimpan makna bahwa ketika ummat dalam kesulitan dan kesusahan maka sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan hanya diam dan membiarkan mereka. Para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dicintai oleh beliau shallallahu ’alaihi wasallam, dengan diberi syafaat oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di dunia dan di akhirat . Syafaat Rasulullah terjadi di dunia sebagaimana kisah dalam riwayat yang tadi kita baca. Begitupula sebagaimana yang telah teriwayatkan ketika terjadi peperangan Badr salah seorang sahabat, sayyidina Ibn Afra’ yang ketika itu tangannya terpotong dalam peperangan, maka dengan kesakitan ia membawa potongan tangannya kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyambungkan kembali potongan tangannya itu lantas tangan itu pun tersambung seperti semula tanpa ada bekas luka sedikit pun. Hal yang terjadi seperti ini, jika kita mengatakan hanyalah kekhususan para sahabat, maka hal itu berarti kita membatasi kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi kedermawanan beliau berlaku untuk semua ummat beliau terlebih lagi para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah subhanahu wata’ala:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
( التوبة : 128 )
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. ( QS. At Taubah : 128 )

Di zaman sekarang ini, saat terjadi kerusakan pada ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu ada yang masih berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan didapatkan baginya pahala 100 orang mati syahid, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيدٍ
“Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku ketika kerusakan ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid”
Di setiap waktu dalam hari-hari di kehidupan dunia ini kita selalu ditunggu oleh kemuliaan pahala 100 orang mati syahid, apakah hal itu akan kita lewatkan begitu saja bahkan kita tukar dengan dosa dan kehinaan . Sungguh pahala yang agung ini jauh lebih utama dari sekedar chatting, bermain dengan handphone, atau browsing di internet dengan membuka situs-situs porno yang akan membutakan mata kelak di hari kiamat, dan tidak akan memandang Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
( طه : 124 )
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS.Thaaha : 124 )
Maka kehidupan orang tersebut kelak di akhirat penuh dengan kesusahan dan kegelapan, dan kelak dibangkitkan dalam keadaan buta sehingga tidak mengetahui mana surga dan neraka, tidak mengetahui dimana Allah subhanahu wata’ala mengumpulkan hamba-hamba yang shalih, dan dimana Allah mengumpulkan hamba-hamba yang jahat, tidak mengetahui dimana kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ucapan ini bukan bermaksud untuk mentakut-takuti, tetapi hanya ingin mengajak agar kita menjadi orang yang terpilih untuk melihat Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di alam barzakh dan hari kiamat. Sebagaimana bayangan wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selalu ada di setiap alam, baik itu di alam dunia sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ فَسَيَرَانِيْ فِى الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطاَنُ بِيْ
“ Barangsiapa melihatku dalam tidurnya maka sungguh ia akan melihatku dalam keadaan bangun (sadar) , dan syaithan tidak menyerupaiku”
Sebagian Ulama’ mengatakan bahwa orang yang telah memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia akan melihat Rasulullah sebelum ia wafat, yang mana ia tidak akan mengalami sakaratul maut kecuali wajah sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tampak di hadapannya, dan ketika di alam barzakh sebagaimana terdapat lebih dari 7 riwayat dalam Shahihul Bukhari dan Shahih Muslim, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda bahwa seorang hamba akan mendapatkan cobaan lagi di alam kubur yaitu pertanyaan di alam kubur, dimana ketika itu akan datang malaikat dan menunjukkan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkata :
مَاعِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Jika hamba itu adalah orang mukmin maka ia akan berkata :
 هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ هُوَ مُحَمَّدٌ
“ Dia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami dengan penjelasan dan petunjuk, maka kami menjawabnya dan mengikutinya, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad (Saw)”.
Maka malaikat berkata :
نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ
“Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang meyakininya”
Hamba yang shalih bisa mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meskipun belum pernah berjumpa dengan beliau, namun iman yang menjadikannya mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ruh itu kelak di alam kubur mengenal sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ, فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu merupakan pasukan yang teratur, ruh-ruh yang saling mengenal maka dia akan bersatu dengannya dan jika tidak saling mengenal maka akan saling mengingkari”
Jika manusia saling mencintai satu sama lain, maka ruh mereka pun saling mencintai dan berada dalam satu kelompok, sebaliknya jika manusia itu berselisih maka ruh mereka pun berselisih, jika mereka saling berpisah maka ruh mereka pun saling berpisah. Maka jika seseorang mencintai sang nabi meskipun jasadnya tidak bertemu dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ruhnya akan bersatu dengan pasukan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun jika hamba itu adalah orang yang dhalim, fasiq, atau munafiq lalu wafat maka ketika ditanya oleh malaikat :
مَاعِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Ia akan menjawab :
لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya”.
Orang itu tidak mengenali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ia tidak mengenal sejarah beliau di dunia, tidak juga banyak membaca shalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَنْزِلاً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَكْثَرَكُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
“ Yang paling dekat tempat kalian denganku kelak di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku”
Namun orang itu tidak banyak bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan memerangi dan melarang kelompok orang yang bershalawat, sehingga orang tersebut tidak mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mensyirikkan orang-orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang seperti ini kelak di alam kubur ketika ditanya oleh Malaikat tentang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia menjawab bahwa ia tidak mengenali orang tersebut (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam), maka ketika itu malaikat memukulnya dengan martil besi sehingga ia menjerit dengan dahsyatnya dimana jeritan itu didengar oleh seluruh alam jagad raya kecuali jin dan manusia.
Oleh karena itu kenalilah sayyidina Muhamamd shallallahu ‘alaihi wasallam, mukjizat agung dimana ketika dalam keadaan tidak menemukan air, ketika itu air pun mengalir dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan hal yang seperti itu hanya untuk para sahabat beliau, namun beliau tidak akan membiarkan orang-orang yang mencintai beliau dalam kesusahan dan kesulitan.
كُلُّ مَنْ يَعْشَقْ مُحَمَّدا في اَمَانٍ وَسَلامِ
“Semua yang merindukan Nabi Muhammad selalu diamankan oleh Allah dan diberi keselamatan”
Alhamdulillah malam ini kita berada dalam kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Alhamdulillah. Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah semoga segala hajat kita dikabulkan, baik hajat dunia dan hajat akhirat dan diberi lebih dari yang kita minta dan harapkan, amin allahumma amin…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Rasul SAW Menyukai Memulai Dari Yang Kanan

Rasul SAW Menyukai Memulai Dari Yang Kanan



قال رسول اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw : “Bahwa nabi saw menyukai memulai dari kanan, ketika beliau (saw) memakai sandal, ketika beliau (saw) menyisir, ketika beliau (saw) bersuci, dan dalam gerak gerik beliau (saw) ” (Shahih Bukhari)....


Assalamu’alaikum wrahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha Mengumpulkan kita dalam perkumpulan yang luhur, di bulan yang luhur, yang mana dalam perkumpulan seperti inilah Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmatNya dan mengangkat derajat hamba-hambaNya dalam keluhuran di dunia dan akhirat, dalam kemuliaan di dunia dan akhirat, dalam kesucian di dunia dan akhirat, dalam kebahagiaan di dunia dan akhirat yang semuanya sampai kepada kita dari tuntunan tersuci dan terluhur dari segenap tuntunan alam semesta, yaitu tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tuntunan termulia yang menuntun pada kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang menuntun ummatnya untuk jauh dari perbuatan-perbuatan hina dan senantiasa berada pada perbuatan yang mulia. Semoga Allah subhanahu wata’ala menjaga hari-hari kita untuk selalu berada dalam kemuliaan dan keluhuran serta jauh dari segala hal yang hina di dunia dan akhirat, amin.
Sampailah kita pada tuntunan mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang disampaikan oleh sayyidah Aisyah Ra dan diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam melakukan suatu perbuatan menyukai untuk mengawalinya dari sebelah kanan, seperti ketika memakai sandal, ketika bersuci, menyisir rambut, dan yang lainnya. Hal tersebut sangat disukai oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan hal tersebut pun telah terbukti secara ilmiah bahwa peredaran darah terlebih dahulu mengalir pada anggota tubuh yang bagian kanan kemudian pada bagian yang kiri, sehingga aliran darah itu terlebih dahulu membersihkan anggota tubuh bagian kanan, dan hal ini secara Ilmiah baru diketahui dalam akhir-akhir ini, namun hal tersebut telah diajarkan dalam tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummat Islam, yaitu dengan mengawali segala perbuatan baik dari anggota tubuh sebelah kanan. Dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari bahwa hadits tersbut diatas bermakna ‘aam makhsuus (bersifat umum tapi dikhususkan), yaitu secara umum bermakna demikian adanya namun terdapat pengecualian, diantaranya adalah ketika masuk ke masjid mendahulukan kaki kanan, namun ketika keluar dari masjid mendahulukan kaki kiri, sebaliknya ketika masuk ke kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar mendahulukan kaki kanan, mengapa demikian?, Al Imam An Nawawi berkata bahwa segala hal atau sesuatu yang baik atau bersifat ibadah maka didahulukan dengan anggota sebelah kanan, maka selayaknyalah kita memahami sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيدٍ
“Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku ketika kerusakan ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid”

Berpegang kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti ini adalah hal yang mudah, namun banyak diremehkan oleh kaum muslimin, maka kita berusaha untuk menghidupkan kembali hal tersebut dengan melakukan sesuatu yang baik diawali dengan yang kanan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita selayaknya memahami bahwa segala persahabatan akan berakhir, segala perkumpulan dalam keluarga, saudara dan teman akan berakhir, segala kenikmatan dan kegembiraan di dunia akan berakhir, dan kesemuanya berganti dengan kehidupan yang gelap di alam kubur, namun berbeda dengan keadaan mereka yang mengikuti tuntunan luhur sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana mereka akan gembira di dunia dan akhirat, gembira di alam kubur dan di alam barzakh, hari-hari mereka berada dalam kebahagiaan karena mengikuti tuntunan yang menuntun kepada keluhuran dan kebahagiaan, tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tibalah kita di bulan agung ini, bulan Rabi’ Al Awwal, dimana Allah subhanahu wata’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ، أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ، وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ، تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ، فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (الفيل : 1-5 )
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergaja, Bukankah Dia telah menjadikan siasat mereka (untuk menghancurkan ka'bah) itu sia-sia, dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al Fiil : 1-5)

  Dijelaskan dalam sirah Ibn Hisyam dan lainnya, dimana ketika kaisar Habasyah iri terhadap Ka’bah, dimana kota Makkah menjadi kota yang ramai dengan perdagangan dan banyak dikunjungi oleh orang-orang karena adanya Ka’bah disana. Dimana Ka’bah sudah ada sebelum lahirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana dibangun pada oleh Nabiyullah Ibrahim setelah runtuhnya dan terus ada serta menjadi tempat yang mulia dan muliakan, meskipun ketika itu masih dipenuhi dengan patung-patung berhala sebelum lahirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sebelum terjadinya Fath Makkah. Maka ketika itu kaisar Habasyah membangun suatu bangunan di kota San’a Yaman untuk menyaingi Ka’bah, bangunan yang serupa dengan Ka’bah dan terbuat dari emas dan perhiasan-perhiasan berharga, dengan tujuan agar manusia mengalihkan perhatian mereka dari Ka’bah yang berada di Makkah kepada Ka’bah yang dibuat raja Habasyah di kota San’aa yang ketika itu San’aa berada dibawah kekuasaan raja Habsyah. Namun keesokan harinya setelah Ka’bah palsu itu dibangun, maka didapatinya banyak kotoran yang dilemparkan ke ka’bah buatan raja Habasyah itu sehingga murkalah ia karena penghinaan dan pelecehan orang-orang, lalu raja Habasyah mengerahkan pasukan dengan jumlah yang sangat besar dan menunggangi gajah untuk berangkat ke Makkah dan menghancurkan Ka’bah. Kemudian berangkatlah pasukan gajah itu yang mana sepanjang perjalanan ke Makkah tidak ada kabilah yang membela Ka’bah sanggup untuk menahan pasukan raja Habsyah. Maka pasukan gajah itu terus menempuh jazirah Arab menuju Makkah, dan di saat itu sayyidina Abdul Muthtalib sebagai pimpinan kota Makkah, beliau mengungsikan penduduk Makkah ke tempat-tempat yang aman, kemudian ia berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala : “Wahai Allah, aku titipkan Ka’bah ini kepadaMu”, lalu sayyidina Abdul Muthtalib pun pergi dan kemudian pasukan gajah itu membawa beliau dibawa ke perkemahan pimpinan pasukan , maka panglima pasukan gajah itu berkata : “apakah engkau adalah pimpinan Makkah?”, sayyidina Abdul Muttalib berkata : “iya , aku adalah pimpinan Makkah”, lalu panglima itu berkata : “Engkau telah mengungsikan penduduk Makkah, tapi mengapa engkau justru pergi meninggalkan Ka’bah tempat yang suci itu tanpa membelanya dari serangan yang akan kami lakukan, padahal engkau adalah pimpinan kota Makkah?”, maka sayyidina Abdul Muttalib berkata : “Aku hanya menjaga diriku dan keluargaku, akan tetapi Ka’bah itu adalah milik Allah subhanahu wata’ala, maka Dia lah yang akan menjaganya”, lalu beliau pergi. Kemudian panglima pasukan gajah berkata kepada pasukannnya : “Mulai bergeraklah dan hancurkan Ka’bah”, maka mereka pun bergerak menuju kota Makkah dan setelah mendekat dengan Ka’bah dan Ka’abh sudah mulai terlihat oleh mereka, maka gajah terbesar sebagai pimpinan mereka yang berada pada barisan terdepan ketika itu berhenti, namun ketika diarahkan ke arah yang lain (bukan arah Ka’bah) gajah itu mau berjalan. Hingga mereka memanaskan besi hingga menjadi bara kemudian ditusukkan ke tubuh gajah itu, namun gajah itu tetap tidak bergerak, maka semua gajah yang berada di belakangnya pun tidak mau bergerak karena pimpinannya tidak bergerak. Maka dalam keadaan itu, pasukan gajah diliputi kebingungan ketika itu terlihatlah dari kejauhan seperti awan yang hitam gelap berjalan menuju mereka, yang mana itu adalah rombongan burung ababil yang membawa batu-batu kerikil api dari neraka kemudian melemparkan batu-batu itu kepada semua pasukan gajah tersebut, sehingga semua pasukan dan gajah-gajah itu hancur dan binasa dan hanya tertinggal satu orang yang masih hidup, maka orang itu pun lari untuk menyelamatkan diri namun seekor burung tetap mengejarnya hingga ia sampai ke perkemahan penduduk Makkah, dengan terengah-engah dia berkata : “semua pasukan gajah telah binasa, tinggallah aku sendiri yang selamat”, lantas penduduk Makkah berkata : “apa yang menjadikan mereka binasa?”, ia menjawab : “kelompok burung yang mengikutiku membawa batu-batu seperti bara api kemudian melemparkannya kepada pasukan-pasukan gajah hingga mereka binasa”, penduduk Makkah kaget dan heran bagaimana hal itu terjadi, maka ketika itu satu burung yang masih mengikuti seorang prajurit gajah itu melemparkan batu api itu kepadanya hingga hancur leburlah ia bagaikan dedauan kering yang hancur dimakan ulat. Allah subhanahu wata’ala ingin menunjukkan bahwa seperti itulah Allah menghancurkan pasukan-pasukan gajah itu, maka tidak ada kekuatan lagi bagi raja Habsyah untuk menghancurkan Ka’bah, karena Ka’bah akan tetap dijaga oleh Allah subhanahu wata’ala, dan di tahun itu pula kelahiran sayydina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang disebut dengan ‘Aamul Fiil (Tahun Gajah), yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Dan ketika sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lahir dari rahim sayyidah Aminah, beliau melihat cahaya juga keluar dari rahimnya hingga ia dapat melihat istana-istana Romawi yang berjarak 3 bulan perjalanan dari Makkah, bagaimana hal itu bisa terjadi?, sebagaimana kita ketahui jika cahaya proyektor saja bisa memperlihatkan gambar dari jarak yang jauh menjadi terlihat dekat, begitu juga siaran langsung di Televisi dari tempat yang jauh bahkan di luar negeri dapat terlihat di depan mata kita, yang mana hal itu disebabkan kekuatan cahaya yang diciptakan oleh manusia yang berupa alat-alat elektronik dan lainnya, maka terlebih lagi cahaya Allah subhanahu wata’ala yang diterbitkan dengan lahirnya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang membuat ibunya dapat melihat kerajaan Romawi yang terletak sangat jauh dari kota Makkah, sebagaimana telah berfirman subhanahu wata’ala :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ، وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا (الأحزاب: 45-46 )
“Wahai Nabi, sesungguhnya Kami (Allah) mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al Ahzaab : 45-46)
Demikian hebatnya cahaya mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam terlahir tanpa keluar setetes darah pun dan tanpa ada rasa sakit sedikit pun yang dirasakan oleh ibunya sayyidah Aminah. Setelah beberapa waktu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disusui oleh sayyidah Halimah As Sa’diyyah, dan ketika sayyidah Halimah membawa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Makkah ke rumah beliau (perkampungan Bani Sa’ad), sayyidah Halimah berkata : “Tidak kami lewati pepohonan dan bebatuan kecuali mereka bersujud dan berkata : “Assalamu’alaika Ya Rasuulallah”. Demikian kemuliaan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang lahir dan tumbuh dalam keadaan yatim, namun beliau menjadi semulia-mulia makhluk karena Allah subhanahu wata’ala yang langsung mendidik beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau :

أَدَّبَنِيْ رَبِّيْ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبِيْ
“ Tuhanku (Allah) Yang telah mendidikku, maka Dia mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan”

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam makhluk yang paling mulia, paling baik, paling ramah dan menjadi lambang cinta bagi segenap manusia yang mengharapkan ridha Allah subhanahu wata’ala. Diriwayatkan di dalam tafsir Al Imam At Thabari, dimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat Al Insaan, yang mana surat ini berisi tentang kenikmatan surga dan keindahannya, maka seorang hamba sahaya yang mendengarkan bacaan surat Al Insaan itu yang menjelaskan tentang kenikmatan-kenikmatan surga, berkata : “Wahai Rasulullah, apakah mataku ini kelak akan dapat memandang matamu di surga?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Na’am (Iya)”, maka hamba sahaya itu menangis terharu hingga ia terjatuh pingsan, karena dahsyatnya tangisan gembira sebab telah dijanjikan akan melihat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kembali kelak di surga. Hamba sahaya itu tidak tergiur dengan kenikmatan dan keindahan yang ada di surga, namun yang di dambakan adalah setelah ia melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dunia apakah ia akan melihat kembali wajah beliau kelak di akhirat. Setelah beberapa waktu hamba sahaya itu wafat, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanjakan jenazahnya, dimana beliau lah yang langsung turun ke lahad kubur dan menguburnya, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُورًا ( الإنسان : 22 )
“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu disyukuri (diberi balasan).” ( QS. Al Insaan : 22 )

Melihat kejadian itu, para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apa yang telah terjadi hingga engkau mengucapkan hal itu?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamana kekuasaanNya, sungguh ruh jasad ini saat ini diberdirikan dihadapan Allah, dan Allah berkata : “ Wahai hambaKu, akan kujadikan wajahmu bercahaya”. Demikian keadaan orang-orang yang mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan keberuntungan terbesar bagi orang-orang yang mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشْفِعٍ
“Saya pemimpin anak Adam di hari kiamat, dan orang pertama yang kuburnya terbelah (orang pertama yang dibangkitkan dari kubur di hari kiamat), dan orang pertama yang member syafaat dan yang dikabulkan syafa’atnya oleh Allah.”

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Insyaallah acara Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tanggal 12 Rabi’ Al Awwal hari Ahad pagi di Monas, semoga acara ini sukses. Dan saya mohon kepada para Jamaah untuk hadir tepat waktu, karena dikhawatirkan banyaknya massa yang akan datang dari luar kota sehingga banyak dari mereka yang hadir dan datang lebih awal lalu menempati tempat-tempat yang di depan, seharusnya kita lah yang dari dalam Kota memberikan contoh kepada mereka yang datang dari luar kota bahwa kita datang tepat waktu.
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah melimpahkan rahmat dan kebahagiaan bagi kita semua, dan memberikan pemahaman yang luhur, taufik dan hidayah kepada kita untuk mengikuti tuntunan-tuntunan indah nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan semoga semua yang hadir langsung langsung di acara ini atau yang menyaksikan via streaming web majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semoga dilimpahi rahmat dan hidayah Allah subhanahu wata’ala dalam hari-harinya, semoga Allah melimpahkan kepada kita anugerah yang besar, dan mengangkat segala musibah dan kesulitan-kesulitan kita dan menggantikannya dengan rahmat dan segala kemudahan, amin allahumma amin…

Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

sumber : http://majelisrasulullah.org