Majelis Ta'lim rutin mingguan setiap malam kamis ba'da Isya bertempat di Masjid Jami' Fatahillah Jatiluhur Jatiasih - Bekasi

Mukjizat Rasulullah SAW

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَانَتْ صَلَاةُ الْعَصْر،ِ فَالْتَمَسَ النَّاسُ الْوَضُوءَ، فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضُوءٍ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي ذَلِكَ الْإِنَاءِ يَدَهُ، وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يَتَوَضَّئُوا مِنْهُ، قَالَ، فَرَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ، مِنْ تَحْتِ أَصَابِعِهِ، حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ (صحيح البخاري)
“Dari Anas bin Malik Ra, kulihat Rasulullah SAW, dan sudah saatnya shalat ashar, maka orang orang mencari air, untuk wudhu namun tak menemukannya, maka dibawakan kepada Rasul saw bejana wadah tempat air berwudhu, maka Rasul saw menaruh tangan beliau SAW dan memerintahkan orang orang berwudhu dari wadah air itu, maka kulihat air mengalir deras bagai mata air dari bawah jari jari beliau saw, hingga orang orang berwudhu hinggga kesemuanya selesai” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha memuliakan kita untuk hadir dalam perkumpulan yang luhur ini, Yang Maha Bercahaya di atas segala yang bercahaya, Maha Menciptakan cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya kesejahteraan, cahaya kebahagiaan di dunia dan akhirat, hingga terang benderang jalan yang ditempuh oleh para hamba-hambaNya, jalan kebenaran dan keluhuran yang diterangi dengan matahari keridhaan Ilahi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliaulah matahari kemuliaan Allah, matahari cinta dan kasih sayang Allah, matahari keindahan Allah, matahari pengampunan Allah, yang mana jika seseorang mengenal dan mengikuti tuntunan beliau, sampailah ia pada pengampunan dan keridhaan Allah, keindahan dan kasih sayang Allah sehingga didapatilah kebahagiaan di dunia dan akhirat serta jauh dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala karena ia akan meninggalkan hal-hal atau perbuatan yang hina di sisi Allah subhanahu wata’ala. Di malam hari ini kita semua masih berada dalam naungan bulan agung Rabiul Awwal, yang mana Allah subhanahu wata’ala menyimpan di dalamnya rahasia keluhuran sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana yang tadi telah kita dengar dari guru-guru kita bahwa merupakan suatu aib bagi seseorang muslim yang melewati bulan Rabi’ul Awwal dan tidak memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ucapan ini merupakan tahziir (peringatan) dan juga sebagai doa dan harapan serta penyemangat bagi kita agar senantiasa merindukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, berharap untuk bisa berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, maka kita selalu berusaha untuk memperbanyak mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Namun jika tidak berjumpa dengan beliau janganlah merasa kecewa, dan jika berjumpa dengan beliau tidak pula merasa sombong dan takabbur , akan tetapi bersyukurlah akan hal itu karena perjumpaan itu akan terjadi berulang-ulang dikarenakan rasa syukur itu.
Sampailah kita pada hadits luhur akan mu’jizat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah disampaikan oleh sayyidina Anas bin Malik RA, dimana suatu hari ketika telah masuk waktu shalat Asar dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat berada dalam perjalanan, dalam 2 riwayat yang lain yang terdapat di Shahihul Bukhari disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah Hudaibiyah, maka ketika itu para sahabat mencari air untuk berwudhu namun tidak mereka dapatkan, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta bejana air dan menaruhkan tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ke dalam bejana air itu sehingga mengalirlah air dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan derasnya, kemudian para sahabat berwudhu’ dengan air itu. Disebutkan dalam riwayat yang lain dalam Shahihul Bukhari bahwa ketika dalam perjalanan itu (Dalam perjanjian Hudaibiyyah) mereka berjumlah 1500 orang dan mereka semua menggunakan air itu untuk minum dan berwudhu, dan dikatakan oleh periwayat hadits bahwa meskipun jumlah orang di saat itu adalah 100.000 pastilah air tesebut tetap mencukupi mereka karena air itu terus mengalir dari jari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam hadits ini tersimpan makna bahwa ketika ummat dalam kesulitan dan kesusahan maka sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan hanya diam dan membiarkan mereka. Para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dicintai oleh beliau shallallahu ’alaihi wasallam, dengan diberi syafaat oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di dunia dan di akhirat . Syafaat Rasulullah terjadi di dunia sebagaimana kisah dalam riwayat yang tadi kita baca. Begitupula sebagaimana yang telah teriwayatkan ketika terjadi peperangan Badr salah seorang sahabat, sayyidina Ibn Afra’ yang ketika itu tangannya terpotong dalam peperangan, maka dengan kesakitan ia membawa potongan tangannya kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyambungkan kembali potongan tangannya itu lantas tangan itu pun tersambung seperti semula tanpa ada bekas luka sedikit pun. Hal yang terjadi seperti ini, jika kita mengatakan hanyalah kekhususan para sahabat, maka hal itu berarti kita membatasi kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi kedermawanan beliau berlaku untuk semua ummat beliau terlebih lagi para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah subhanahu wata’ala:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
( التوبة : 128 )
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. ( QS. At Taubah : 128 )

Di zaman sekarang ini, saat terjadi kerusakan pada ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu ada yang masih berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan didapatkan baginya pahala 100 orang mati syahid, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيدٍ
“Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku ketika kerusakan ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid”
Di setiap waktu dalam hari-hari di kehidupan dunia ini kita selalu ditunggu oleh kemuliaan pahala 100 orang mati syahid, apakah hal itu akan kita lewatkan begitu saja bahkan kita tukar dengan dosa dan kehinaan . Sungguh pahala yang agung ini jauh lebih utama dari sekedar chatting, bermain dengan handphone, atau browsing di internet dengan membuka situs-situs porno yang akan membutakan mata kelak di hari kiamat, dan tidak akan memandang Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
( طه : 124 )
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS.Thaaha : 124 )
Maka kehidupan orang tersebut kelak di akhirat penuh dengan kesusahan dan kegelapan, dan kelak dibangkitkan dalam keadaan buta sehingga tidak mengetahui mana surga dan neraka, tidak mengetahui dimana Allah subhanahu wata’ala mengumpulkan hamba-hamba yang shalih, dan dimana Allah mengumpulkan hamba-hamba yang jahat, tidak mengetahui dimana kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ucapan ini bukan bermaksud untuk mentakut-takuti, tetapi hanya ingin mengajak agar kita menjadi orang yang terpilih untuk melihat Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di alam barzakh dan hari kiamat. Sebagaimana bayangan wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selalu ada di setiap alam, baik itu di alam dunia sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ فَسَيَرَانِيْ فِى الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطاَنُ بِيْ
“ Barangsiapa melihatku dalam tidurnya maka sungguh ia akan melihatku dalam keadaan bangun (sadar) , dan syaithan tidak menyerupaiku”
Sebagian Ulama’ mengatakan bahwa orang yang telah memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia akan melihat Rasulullah sebelum ia wafat, yang mana ia tidak akan mengalami sakaratul maut kecuali wajah sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tampak di hadapannya, dan ketika di alam barzakh sebagaimana terdapat lebih dari 7 riwayat dalam Shahihul Bukhari dan Shahih Muslim, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda bahwa seorang hamba akan mendapatkan cobaan lagi di alam kubur yaitu pertanyaan di alam kubur, dimana ketika itu akan datang malaikat dan menunjukkan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkata :
مَاعِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Jika hamba itu adalah orang mukmin maka ia akan berkata :
 هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ هُوَ مُحَمَّدٌ
“ Dia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami dengan penjelasan dan petunjuk, maka kami menjawabnya dan mengikutinya, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad (Saw)”.
Maka malaikat berkata :
نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ
“Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang meyakininya”
Hamba yang shalih bisa mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meskipun belum pernah berjumpa dengan beliau, namun iman yang menjadikannya mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ruh itu kelak di alam kubur mengenal sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ, فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu merupakan pasukan yang teratur, ruh-ruh yang saling mengenal maka dia akan bersatu dengannya dan jika tidak saling mengenal maka akan saling mengingkari”
Jika manusia saling mencintai satu sama lain, maka ruh mereka pun saling mencintai dan berada dalam satu kelompok, sebaliknya jika manusia itu berselisih maka ruh mereka pun berselisih, jika mereka saling berpisah maka ruh mereka pun saling berpisah. Maka jika seseorang mencintai sang nabi meskipun jasadnya tidak bertemu dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ruhnya akan bersatu dengan pasukan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun jika hamba itu adalah orang yang dhalim, fasiq, atau munafiq lalu wafat maka ketika ditanya oleh malaikat :
مَاعِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Ia akan menjawab :
لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya”.
Orang itu tidak mengenali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ia tidak mengenal sejarah beliau di dunia, tidak juga banyak membaca shalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَنْزِلاً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَكْثَرَكُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
“ Yang paling dekat tempat kalian denganku kelak di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku”
Namun orang itu tidak banyak bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan memerangi dan melarang kelompok orang yang bershalawat, sehingga orang tersebut tidak mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mensyirikkan orang-orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang seperti ini kelak di alam kubur ketika ditanya oleh Malaikat tentang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia menjawab bahwa ia tidak mengenali orang tersebut (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam), maka ketika itu malaikat memukulnya dengan martil besi sehingga ia menjerit dengan dahsyatnya dimana jeritan itu didengar oleh seluruh alam jagad raya kecuali jin dan manusia.
Oleh karena itu kenalilah sayyidina Muhamamd shallallahu ‘alaihi wasallam, mukjizat agung dimana ketika dalam keadaan tidak menemukan air, ketika itu air pun mengalir dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan hal yang seperti itu hanya untuk para sahabat beliau, namun beliau tidak akan membiarkan orang-orang yang mencintai beliau dalam kesusahan dan kesulitan.
كُلُّ مَنْ يَعْشَقْ مُحَمَّدا في اَمَانٍ وَسَلامِ
“Semua yang merindukan Nabi Muhammad selalu diamankan oleh Allah dan diberi keselamatan”
Alhamdulillah malam ini kita berada dalam kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Alhamdulillah. Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah semoga segala hajat kita dikabulkan, baik hajat dunia dan hajat akhirat dan diberi lebih dari yang kita minta dan harapkan, amin allahumma amin…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

0 komentar:

Posting Komentar